More About Me...

da

Another Tit-Bit...

Lorem ipsum dolor sit amet, nisl elit viverra sollicitudin phasellus eros, vitae a mollis. Congue sociis amet, fermentum lacinia sed, orci auctor in vitae amet enim. Ridiculus nullam proin vehicula nulla euismod id. Ac est facilisis eget, ligula lacinia, vitae sed lorem nunc.

Tentang Ghuroba'

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shohihnya dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
بدأ الإسلام غريبا وسيعود غريبا كما بدأ فطوبى للغرباء

“Islam ini pada awalnya dianggap aneh dan akan kembali menjadi aneh sebagaimana awalnya dan beruntunglah orang-orang yang dianggap aneh saat itu.” [HR. Muslim dalam Shohihnya, Kitab Iman (145), dan Sunan Ibnu Majah bab Al-Fitan (3986), Musna Imam Ahmad bin Hambal (2/389)]

Dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan,
قيل: يا رسول الله من الغرباء؟ قال: الذين يصلحون إذا فسد الناس

Seseorang bertanya, “wahai Rasulullah, siapa mereka orang-orang yang aneh (al-Ghuraba’) ?”, Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang tetap berbuat baik ketika manusia telah rusak.” [HR. Ahmad dalam Musnadnya (4/74)].

Dalam lafadz lain disebutkan,
الذين يصلحون ما أفسد الناس من سنتي

“Orang-orang yang tetap berbuat baik dengan sunnahku (mengamalkan sunnahku) sementara manusia merusaknya (meninggalkan sunnah).” [HR. Tirmidzi dalam sunannya bab Iman (2630)]

Dalam hadits yang lain disebutkan,
هم أناس صالحون قليل في أناس سوء كثير

“Mereka adalah manusia-manusia sholih yang berjumlah sedikit diantara manusia-manusia jahat/buruk yang berjumlah banyak.” [HR. Ahmad dalam Musnadnya (2/177)]

Maka maksud dari kata “al-Ghuroba” adalah orang-orang yang istiqomah, yang tetap berbuat bagi ketika manusia telah rusak, merekalah manusia yang dijanjikan syurga dan kebahagiaan. Mereka istiqomah dengan agama Allah, dan memurnikan tauhid serta mengikhlaskan ibadah mereka hanya kepada Allah. Merekalah orang-orang yang senantiasa menjaga sholat, membayar zakat, berpuasa dan berhaji serta amalan lainnya yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Bahkan Allah mensifati mereka dalam Al-Quran,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُون نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu minta.” [QS. Fushilat 30-31]

Adapun Islam, pada awal perkembangnya sangat sedikit pengikutnya dan dianggap aneh oleh penduduk kota Mekkah. Sangat sedikit orang-orang yang beriman pada saat itu bahkan kebanyakan manusia saat itu mengolok-olok Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, mengusirnya, mengancam bahkan sangat berkeinginan membunuhnya.

Setelah turunnya perintah hijrah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam pun berpindah mengembangkan agama Allah di Madinah, dengan kondisi sedikit berbeda jika dibandingkan dengan di kota Mekkah. Namun, Islam tetap dianggap aneh hingga akhirnya orang-orang banyak yang memeluk Islam.

Dan pada zaman sekarang ini, banyak manusia telah menjauhkan diri mereka dari agama Allah, banyaknya kemaksiatan dan kemusyrikan, bahkan orang-orang Islam sendiri telah banyak meninggalkan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam kondisi kehidupan yang demikian rusaknya, orang-orang yang tetap istiqomah taat kepada Allah dan menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka itulah al-Ghuroba’ yang dijanjikan syurga serta kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Sumber: Fatawa Nurun ‘ala Darb Juz I hal. 16
Selengkapnya...

KHALID BIN WALID - SANG LELAKI DALAM SEJARAH

for everyone
Fatimah binti Walid mengarahkan pandagannya keluar tenda menyaksikan keindahan pemandangan di sekitarnya, keelokan alam negeri syam yang sangat memikat. Sambil memasak ia bersenandung tentang kisah peperangan terbesar kaum muslimin dan kemenangan mereka atas pasukan Romawi dibawah pimpinan Khalid bin Walid saudaranya.

Kemudian ia mendengar suara salah seorang sahabatnya berkata “Bergembiralah putri Al Walid hari ini hariyang sangat agung bagi kita”. “Apa maksudmu wahai saudaraku?” Fatimah bertanya penuh rasa ingin tahu. “ Ketahuilah wahai Fatimah! Pasukan kita berhasil meruntuhkan benteng pertahanan Damaskus dan telah memasuki kota untuk menebar kemerdekaan, cahaya dan iman bagi penduduknya.

Fatimah memeluk sahabatnya dan beterima kasih atas berita gembira itu yang telah lama ia nantikan. Bangsa Romawi yang menguasai Damaskus yang memiliki benteng yang sangat kokoh tidak akan menyerah begitu saja pada kaum muslimin. Namun bangsa Romawi adalah bangsa yang Zhalim dan penduduk setempat tidak akan membela bangsa yang menganiaya, menyakiti dan menzhalimi mereka.

“Wahai Fatimah andai saja engkau mendengar pujian oang orang terhadap saudaramu, Khalid, bahwa dia adalah pedang Allah yang terhunus tanpa tanding, penakluk bangsa Irak dan Romawi di negeri Damaskus yang memberikan kemerdekaan kepada penduduknya, layaklah engkau menyandang segala kebanggaan itu wahai keluarga Al Walid! Sesungguhnya Khalid telah membangun bagi kalian kemuliaan diatas bumi ini, tak akan lenyap perjuangannya dan tak akan sirna hasil yang telah ia raih.”

Dengan penuh kerendahan hati, fatimah berkata, “ Wahai kawanku sesungguhnya kita berperang dengan ruh Allah menemani kita.Sebagai pribadi kita tidak berhak menyandang kemuliaan itu, karena kemuliaan dan keagungan semua milik Allah, dan dengan agama NYA semata dengannya kita keluar dari kegelapan kepada cahaya. Allah

Terdengar suara rebana di tabuh dan teriakan kemenangan dari kejauhan. Kedua sahabat ini menyambut gembira suara takbir dan tahlil yang memenuhi perkemahan kaum muslimin. Semua bergembira atas kemenangan itu, bersujud syukur, semoga kemenangan demi kemenangan dapat diraih. Fatimah pun berkata ” Jika saja saya memiliki dua sayap, saya akan terbang menemui Khalifah Abu Bakar untuk menyampaikan padanya berita kemenangan yang Allah berikan ini”. Hal itu menjadikan Fatimah rindu Madinah nun jauh disana. Namun ia menyadari bahwa keberadaan mereka jauh dari rumah karena memperjuangkan agama Allah, itulah sumber kebahagiaan yang sesungguhnya baginya.

Tidak lama berselang, berita kemenangan kaum muslimin atas pasukan Romawi benar benar menciutkan musuh2 Islam. Setiap kemenangan pasukan Islam maka pasti disebut pula satu nama : KHALID bin WALID. Pasukan Muslim pun tahu bahwa keberadaan Khalid di tengah mereka sebagai panglima perang adalah berita gembira yang menjanjikan kemenangan. Orang menganggapna sebagai lelaki tanpa tanding, lebih dari sekedar orang yang membawa panji panji islam dalam peperangan.

Namun bagi Khalid sendiri ia tidak henti hentinya menengadahkan hatinya dan berdoa kepada Allah, mensyukuri segala nikmat, petunjuk dan kemenangan yang Allah telah berikan kepadanya.

Namun, kemeriahan dan hingar bingar perayaan kemenangan itu tiba tiba terhenti berganti menjadi kesedihan. Khalid masuk ke dalam kemahnya terlihat sedih dan bimbang. Fatimah bertanya, ” adakah sesuatu yang terjadi di luar sana?”. Khalid meminta segelas air kepada Fatimah, dan sambil menggenggam air minum itu ia berakata dengan suara pelan sementara air mata menggenang pada kelopak matanya ” Ada berita sedih tentang wafatnya Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq.” Fatimah berkata ” Semoga Allah merahmatinya, ”. Khalid berkata kembai ” Abu Bakar telah berwasiat menjelang kematiannya agar ia digantikan oleh Umar bin Khattab.”

Fatimah berkata ” Tetapi Khalid, Umar menyimpan dalam hatinya masalah pribadi denganmu sejak lama”. Mendengar ucapan adiknya Khalid berkata dengan suara lantang dan agak marah, ” Jangan lupa wahai Fatimah! Sesungguhnya Rasulullah bersabda bahwa ALLAH SWT meletakkan kebenaran pada lisan Umar. Dan engkau harus tahu bahwa mengangkat seorang pemimpin tidak boleh bersandar pada perasaan dan keinginan semata.”

Khalid adalah seorang pemimpin dan pada saat yang sama ia juga seorang prajurit yang memahami dnegan baik kewajiban-kewajibannya. Ia tidak menyimpan sesuatu kepada Khalifah kecuali kepercayaan, rasa cinta dan penghormatan. Sesungguhnya misi bersama yang mereka perjuangkan tak memberi peluang kepada mereka untuk mengutamakan kepentingan pribadi. Khalid tidak memikirkan hal lain kecuali tugas2 nya di Damaskus.
Sementara itu Khalifah Umar bin Khatab, mengirim seoarang utusan Abu Ubaidah bin Al Jarrah dan melayangka sepucuk suratnya kepada Khalid yang saat itu masih memegang kendali pasukan Muslimin. Namun Abu Ubaidah merahasiakan surat tersebut dari Khalid karena kecintaannya dan penghormatannya yang tinggi kepada nya. Surat tersebut berisikan bahwa Khalifah menurunkan jabatannya pada saat ia berada di puncak ketenarannya dan Abu Ubaidah lah akan menggantikan Khalid memimpin pasukan muslimin.

Namun setelah sekian lama berdiam diri, Abu Ubaidah tidak lagi dapat menghindar. Dengan segala kerendahan hatinya ia sampaikan surat Khalifah kepada Khalid. Khalid menerimanya dengan hati yang lapang dan tenang karena sesungguhnya ia berjihad di jalan Allah. Keberadaannya sebagai prajurit biasa tidak akan menghalanginya untuk tetap berjuang di jalan NYA, kebenaran dan cita ita untuk menegakkannya lah yang menjadi pegangan Khalid. Setelah keduanya lama terdiam, Khalid berkata ” semoga Allah senantiasa mengasihimu wahai Abu Ubaidah, tetapi mengapa kau merahasiakan surat ini sejak lama?”

Abu Ubaidah berkata ” sesungguhnya aku tidak ingin melemahkan kekuatan semangatmu karena bukan kekuasaan yang aku kehendaki dan bukan pula kenikmatan dunia yang aku inginkan. Segala apa yang engkau saksikan akan lenyap dan punah, sedangkan kita adalah dua orang bersaudara, yang akan selalu bersama di dunia dan akhirat. Dan tidaklah patut bagi seseorang melihat saudaranya tertimpa petaka dunia dan akhirat”.

Hilanglah segala keraguan, godaan dan ujian dar diri Khalid bin Walid, sang lelaki sejarah yang tak pernah mendengarkan kalimat2 yang mencoba mengadu dirinya dengan Khalifah, tidak menghiraukan orang orang yang menebar fitnah dengan menggembar gemborkan keagungan dan kepahlawanannya agar ia membangkang.

Keesokan harinya, Khalid mempersilakan Abu Ubaidah menggantikan dirinya berada di depan pasukan sementara Khalid mundur dan berada di belakang sang pemimpin baru itu. Namun, tidak ada sebesar biji zarahpun dalam hatinya perasaan iri, dengki atau keinginan membangkan karena merasa dirinya besar.

Pada saat itu Fatimah menyaksikan saudaranya dengan penuh kekaguman dan penghargaan seraya melihat kepada Abu Ubaidah tanpa ada sedikitpun rasa benci dan marah dalam dadanya perlahan ia berkata ” Allahu Akbar! Kalian akan selalu meraih kemenangan dimanapun kalian berada, wahai lelaki sejarah!.

Pada hari itu, Allah maha menyaksikan dan mencatatkan kemuliaan seorang anak manusia, kemuliaan KHALID bin WALID. Allah SWT yang maha melihat hati hamba-hamba NYA yang berserah diri, berbuat segala sesuatu karena Allah semata. Allah mencatat segala pergerakan hati kita tanpa kecuali, segala kasih sayang dan kebencian akan menjadi catatan amal perbuatan hati yang diperhitungkan nantinya. Semoga Allah selalu membantu kita menjaga kebersihan hati ini.

Semoga bermanfaat.
Selengkapnya...

Ilmu Termodinamika Menyanggah Evolusi

Hukum II Termodinamika, yang dianggap sebagai salah satu hukum dasar ilmu fisika, menyatakan bahwa pada kondisi normal semua sistem yang dibiarkan tanpa gangguan cenderung menjadi tak teratur, terurai, dan rusak sejalan dengan waktu. Seluruh benda, hidup atau mati, akan aus, rusak, lapuk, terurai dan hancur. Akhir seperti ini mutlak akan dihadapi semua makhluk dengan caranya masing-masing dan menurut hukum ini, proses yang tak terelakkan ini tidak dapat dibalikkan.

Kita semua mengamati hal ini. Sebagai contoh, jika Anda meninggalkan sebuah mobil di padang pasir, Anda tidak akan menemukannya dalam keadaan lebih baik ketika Anda menengoknya beberapa tahun kemudian. Sebaliknya, Anda akan melihat bannya kempes, kaca jendelanya pecah, sasisnya berkarat, dan mesinnya rusak. Proses yang sama berlaku pula pada makhluk hidup, bahkan lebih cepat.

Hukum II Termodinamika adalah cara mendefinisikan proses alam ini dengan persamaan dan perhitungan fisika.

Hukum Termodinamika menyatakan bahwa kondisi-kondisi alam selalu mengarah kepada ketidakteraturan dan hilangnya informasi, sedangkan teori evolusi adalah keyakinan tidak ilmiah, yang sama sekali bertentangan dengan hukum ini.


Hukum ini juga dikenal sebagai "Hukum Entropi". Entropi adalah selang ketidakteraturan dalam suatu sistem. Entropi sistem meningkat ketika suatu keadaan yang teratur, tersusun dan terencana menjadi lebih tidak teratur, tersebar dan tidak terencana. Semakin tidak teratur, semakin tinggi pula entropinya. Hukum Entropi menyatakan bahwa seluruh alam semesta bergerak menuju keadaan yang semakin tidak teratur, tidak terencana, dan tidak terorganisir.

Keabsahan Hukum II Termodinamika atau Hukum Entropi ini telah terbukti, baik secara eksperimen maupun teoretis. Albert Einstein menyatakan bahwa Hukum Entropi akan menjadi paradigma yang sangat berpengaruh di periode sejarah mendatang. Ilmuwan terbesar di masa kita ini mengakuinya sebagai "hukum utama dari semua ilmu pengetahuan". Sir Arthur Eddington juga menyebutnya sebagai "hukum metafisika tertinggi di seluruh jagat".1

Teori evolusi adalah klaim yang diajukan dengan sepenuhnya mengabaikan Hukum Entropi. Mekanisme yang diajukannya benar-benar bertentangan dengan hukum dasar fisika ini. Teori evolusi menyatakan bahwa atom-atom dan molekul-molekul tidak hidup yang tak teratur dan tersebar, sejalan dengan waktu menyatu dengan spontan dalam urutan dan rencana tertentu membentuk molekul-molekul kompleks seperti protein, DNA dan RNA. Molekul-molekul ini lambat laun kemudian menghasilkan jutaan spesies makhluk hidup, bahkan dengan struktur yang lebih kompleks lagi. Menurut teori evolusi, pada kondisi normal, proses yang menghasilkan struktur yang lebih terencana, lebih teratur, lebih kompleks dan lebih terorganisir ini terbentuk dengan sendirinya pada tiap tahapnya dalam kondisi alamiah. Proses yang disebut alami ini jelas bertentangan dengan Hukum Entropi.

Ilmuwan evolusionis juga menyadari fakta ini. J. H. Rush menyatakan:

Dalam perjalanan evolusinya yang kompleks, kehidupan menunjukkan perbedaan yang jauh dengan kecenderungan yang dinyatakan Hukum II Termodinamika. Sementara Hukum II menyatakan pergerakan irreversibel ke arah entropi yang lebih tinggi dan tak teratur, evolusi kehidupan berkembang terus ke tingkat yang lebih teratur.2

Dalam sebuah artikel di majalah Science, ilmuwan evolusionis, Roger Lewin, menyatakan kebuntuan termodinamis dari evolusi.

Masalah yang dihadapi para ahli biologi adalah pertentangan nyata antara evolusi dan Hukum II Termodinamika merupakan. Sejalan dengan waktu, semua sistem akan rusak, semakin tidak teratur bukan sebaliknya.3

Ilmuwan evolusionis lainnya, George Stravropoulos, menyatakan kemustahilan termodinamis pembentukan kehidupan secara spontan dan ketidaklayakan penjelasan adanya mekanisme-mekanisme makhluk hi-dup yang kompleks melalui hukum-hukum alam. Ini dinyatakannya dalam majalah evolusionis terkenal, American Scientist:

Namun sesuai dengan Hukum Termodinamika II, dalam kondisi biasa tidak ada molekul organik kompleks dapat terbentuk secara spontan. Sebaliknya, molekul kompleks akan hancur. Memang, semakin kompleks sebuah molekul, semakin tidak stabil keadaannya dan semakin pasti kehancurannya, cepat atau lambat. Kendatipun melalui pembahasaan yang membingungkan atau sengaja dibuat membingungkan, fotosintesis dan semua proses kehidupan, serta kehidupan itu sendiri, tidak dapat dipahami berdasarkan ilmu termodinamika ataupun ilmu pasti lainnya.4

Seperti telah diakui, Hukum II Termodinamika merupakan rintangan yang tak dapat diatasi oleh skenario evolusi, baik dari segi ilmu pengetahuan maupun logika. Karena tidak mampu mengajukan penjelasan ilmiah dan konsisten, evolusionis hanya dapat mengatasi rintangan ini dalam khayalan mereka. Sebagai contoh, Jeremy Rifkin, menuliskan keyakinannya bahwa evolusi mengungguli hukum fisika dengan suatu "kekuatan ajaib":

Hukum Entropi mengatakan bahwa evolusi menghabiskan energi keseluruhan yang tersedia bagi kehidupan di planet ini. Konsep evolusi kami adalah sebaliknya. Kami yakin bahwa evolusi secara ajaib menghasilkan nilai energi keseluruhan yang lebih besar dan keteraturan di bumi ini.5

Kata-kata ini jelas menunjukkan bahwa evolusi sepenuhnya merupakan sebuah keyakinan dogmatis.


Mitos "Sistem Terbuka"

Dihadapkan pada semua kebenaran ini, evolusionis terpaksa berlindung dengan menyimpangkan Hukum II Termodinamika, dengan mengatakan bahwa hukum ini berlaku hanya untuk "sistem tertutup", dan tidak dapat menjangkau "sistem terbuka".

Suatu "sistem terbuka" merupakan sistem termodinamis di mana materi dan energi dapat keluar-masuk. Sedangkan dalam "sistem tertutup", materi dan energi tetap konstan. Evolusionis menyatakan bahwa bumi merupakan sebuah sistem terbuka. Bumi terus menerima energi dari matahari, sehingga hukum entropi tidak berlaku pada bumi secara keseluruhan; dan makhluk hidup yang kompleks dan teratur dapat terbentuk dari struktur-struktur mati yang sederhana dan tidak teratur.

Namun ada penyimpangan nyata dalam pernyataan ini. Fakta bahwa sistem memperoleh aliran energi tidaklah cukup untuk menjadikan sistem ini teratur. Diperlukan mekanisme khusus untuk membuat energi berfungsi. Sebagai contoh, mobil memerlukan mesin, sistem transmisi, dan mekanisme kendali untuk mengubah bahan bakar menjadi energi un-tuk menggerakkan mobil. Tanpa sistem konversi energi seperti itu, mobil tidak dapat menggunakan energi dari bahan bakar.

Hal yang sama berlaku juga dalam kehidupan. Kehidupan memang mendapatkan energi dari matahari, namun energi matahari hanya dapat diubah menjadi energi kimia melalui sistem konversi energi yang sangat kompleks pada makhluk hidup (seperti fotosintesis pada tumbuhan dan sistem pencernaan pada manusia dan hewan). Tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup tanpa sistem konversi energi semacam itu. Tanpa sistem konversi energi, matahari hanyalah sumber energi destruktif yang membakar, menyengat dan melelehkan.

Dapat dilihat, suatu sistem termodinamika, baik terbuka maupun tertutup, tidak menguntungkan bagi evolusi tanpa mekanisme konversi energi. Tidak ada seorang pun menyatakan bahwa mekanisme sadar dan kompleks semacam itu muncul di alam dalam kondisi bumi purba. Memang, masalah nyata yang dihadapi evolusionis adalah bagaimana mekanisme konversi energi yang kompleks ini - seperti fotosintesis tumbuhan yang tidak dapat ditiru, bahkan dengan teknologi modern - dapat muncul dengan sendirinya.

Aliran energi matahari ke bumi tidak dapat menciptakan keteraturan dengan sendirinya. Setinggi apa pun suhunya, asam-asam amino tidak akan membentuk ikatan dengan urutan teratur. Energi saja tidak cukup untuk pembentukan struktur lebih kompleks dan teratur, seperti asam amino membentuk protein atau protein membentuk struktur terorganisir yang lebih kompleks pada organel-organel sel. Sumber nyata dan penting dari keteraturan pada semua tingkat adalah rancangan sadar, dengan kata lain, penciptaan.


Mitos "Pengorganisasian Mandiri oleh Materi"

Menyadari bahwa Hukum II Termodinamika membuat evolusi tidak mungkin terjadi, beberapa ilmuwan evolusionis berspekulasi untuk menjembatani jurang di antara keduanya agar evolusi menjadi mungkin. Seperti biasa, usaha-usaha ini pun menunjukkan bahwa teori evolusi ber-akhir dengan kebuntuan.

Seorang yang terkenal dengan usahanya untuk mengawinkan termodinamika dengan evolusi adalah ilmuwan Belgia bernama Ilya Prigogine. Beranjak dari Teori Kekacauan (Chaos Theory), Prigogine mengajukan sejumlah hipotesis di mana keteraturan terbentuk dari ketidakteraturan (chaos). Dia berargumen bahwa sebagian sistem terbuka dapat mengalami penurunan entropi disebabkan aliran energi dari luar. "Keteraturan" yang dihasilkan merupakan bukti bahwa "materi dapat mengorganisir diri sendiri". Sejak saat itu, konsep "pengorganisasian mandiri oleh materi" menjadi sangat populer di kalangan evolusionis dan materialis. Mereka bersikap seolah-olah telah menemukan asal usul materialistis bagi kompleksitas kehidupan dan solusi materialistis bagi masalah asal usul kehidupan.

Namun jika dicermati, argumen ini benar-benar abstrak dan hanya angan-angan. Lebih dari itu, argumen tersebut mengandung penipuan yang sangat naif, yang sengaja mengacaukan dua konsep berbeda, yaitu "pengorganisasian mandiri" (self-organization) dan "pengaturan mandiri" (self-ordering).6

Ini dapat diterangkan dengan contoh berikut. Bayangkan sebuah pan-tai dengan campuran berbagai jenis batuan. Ada batu-batu besar, batu-batu lebih kecil, dan batu-batu sangat kecil. Jika sebuah ombak besar menerpa pantai, mungkin muncul "keteraturan" di antara batu-batu tersebut. Air akan menggeser batu-batu dengan berat sama pada posisi yang sama. Ketika ombak surut, batu-batu tersebut mungkin tersusun dari yang terkecil hingga yang terbesar ke arah laut.

Ini merupakan proses "pengaturan mandiri": pantai adalah sistem terbuka dan aliran energi (ombak) dapat menyebabkan suatu "keteraturan". Namun ingat bahwa proses yang sama tidak dapat membentuk istana pasir di pantai. Jika kita melihat istana pasir, kita yakin bahwa seseorang telah membuatnya. Perbedaan antara keduanya adalah bahwa istana pasir mengandung kompleksitas sangat unik, sedangkan batu-batu yang "teratur" hanya memiliki keteraturan saja. Ini seperti mesin tik yang mencetak "aaaaaaaaaaaaaaaa" beratus-ratus kali, karena sebuah benda (aliran energi) jatuh menimpa huruf "a" pada papan ketik. Tentu saja pengulangan huruf "a" tersebut tidak mengandung informasi apa pun, apalagi sebuah kompleksitas. Dibutuhkan pikiran sadar untuk menghasilkan rangkaian kompleks huruf-huruf yang mengandung informasi.

Hal yang sama berlaku jika angin berhembus ke dalam sebuah kamar penuh debu. Sebelum angin mengalir, debu-debu mungkin tersebar di sekitar kamar. Ketika angin berhembus, debu-debu bisa jadi terkumpul di sudut ruangan. Ini adalah "pengaturan mandiri". Namun debu tidak pernah "mengorganisir diri" dan menciptakan gambar manusia pada lantai kamar tersebut.

Contoh-contoh di atas serupa benar dengan skenario "pengorganisasian mandiri" dari evolusionis. Mereka berargumen bahwa materi memiliki kecenderungan untuk mengorganisir diri, lalu memberikan contoh-contoh pengaturan mandiri dan selanjutnya mencoba mengacaukan kedua konsep tersebut. Prigogine sendiri memberikan contoh-contoh pengaturan mandiri molekul karena aliran energi. Ilmuwan Amerika, Thaxton, Bradley dan Olsen, menerangkan fakta ini dalam buku mereka, The Mistery of Life's Origin, sebagai berikut:

… Pada masing-masing kasus, gerakan acak molekul dalam cairan secara spontan digantikan oleh perilaku yang sangat teratur. Prigogine, Eigen dan lainnya menganggap bahwa pengorganisasian mandiri serupa merupakan sifat intrinsik dalam kimia organik, dan menjadi penyebab terbentuknya makromolekul kompleks yang penting bagi sistem kehidupan. Akan tetapi, analogi seperti itu tidak relevan dengan pertanyaan asal usul kehidupan. Alasan utamanya adalah kegagalan mereka dalam membedakan antara keteraturan dan kompleksitas…. Keteraturan tidak dapat menyimpan informasi yang sangat besar yang diperlukan sistem kehidupan. Bukan struktur teratur yang diperlukan, namun struktur yang sangat tidak teratur tetapi spesifik. Ini adalah kesalahan serius dalam analogi yang diajukan. Tidak ada hubungan nyata antara pengaturan spontan yang terjadi karena aliran energi ke dalam sistem, dengan kerja yang diperlukan untuk membentuk makromolekul sarat-informasi seperti DNA dan protein.7

Bahkan Prigogine sendiri terpaksa menerima bahwa argumennya tidak berlaku bagi asal usul kehidupan. Dia mengatakan:

Masalah keteraturan biologis melibatkan transisi dari aktivitas molekuler ke keteraturan supermolekuler dalam sel. Hal ini belum terpecahkan sama sekali.8

Lalu, mengapa evolusionis masih berusaha meyakini skenario-skenario tak ilmiah seperti "pengorganisasian materi secara mandiri"? Mengapa mereka berkeras menolak pewujudan kecerdasan dalam sistem kehidupan? Jawabannya adalah bahwa mereka memiliki keyakinan dogmatis pada materialisme, dan keyakinan bahwa materi memiliki kekuatan misterius untuk menciptakan kehidupan. Profesor Robert Shapiro, pakar kimia dan DNA dari Universitas New York menjelaskan keyakinan evolusionis dan landasan dogmatisnya sebagai berikut:

Maka diperlukan prinsip evolusi lain untuk menjembatani antara campuran-campuran kimia alami sederhana dengan replikator efektif pertama.*) Prinsip ini belum dijelaskan secara terperinci ataupun ditunjukkan, namun telah diantisipasi, dan diberi nama evolusi kimia dan pengorganisasian materi secara mandiri. Keberadaan prinsip ini diterima sebagai keyakinan dalam filsafat materialisme dialektis **), sebagaimana diterapkan pada asal usul kehidupan oleh Alexander Oparin.9

Situasi ini menjelaskan bahwa evolusi adalah sebuah dogma yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan empiris. Asal usul kehidupan hanya dapat dijelaskan dengan campur tangan sebuah kekuatan supranatural. Kekuatan supranatural tersebut adalah penciptaan Allah, yang mencipta-kan seluruh jagat raya dari ketiadaan. Dari sisi termodinamika, ilmu pengetahuan membuktikan bahwa evolusi adalah mustahil, dan keberadaan kehidupan hanya dapat dijelaskan dengan Penciptaan.



1. Jeremy Rifkin, Entropy: A New World View, New York, Viking Press, 1980, S.6
2. J. H. Rush, The Dawn of Life, New York, Signet, 1962, S. 35
3. Roger Lewin, "A Downward Slope to Greater Diversity", Science, Bd. 217, 24. September 1982, S. 1239
4. George S. Stravropoulos, "The Frontiers and Limits of Science", American Scientist, Bd. 65, November-Dezember 1977, S. 674
5. Jeremy Rifkin, Entropy: A New World View, S. 55
6. Untuk keterangan lebih jauh, lihat: Stephen C. Meyer, "The Origin of Life and the Death of Materialism", The Intercollegiate Review, 32, No. 2, Spring 1996.
7. Charles B. Thaxton, Walter L. Bradley & Roger L. Olsen, The Mystery of Life's Origin: Reassessing Current Theories, 4. Aufl., Dallas, 1992. Kap. 9, S. 134
8. Ilya Prigogine, Isabelle Stengers, Order Out of Chaos, New York, Bantam Books, 1984, S. 175
*) replikator efektif pertama adalah asam nukleat/DNA pertama yang berhasil memperbanyak diri
**)materialisme dialektis = Interpretasi Marxis terhadap realitas yang memandang materi sebagai satu-satunya subjek perubahan dan semua perubahan merupakan hasil dari pertentangan terus-menerus antara oposisi yang muncul dari kontradiksi internal dalam semua peristiwa, ide dan gerakan.
9. Robert Shapiro, Origins: A Sceptics Guide to the Creation of Life on Earth, Summit Books, New York: 1986, S. 207
Selengkapnya...

 

different paths

college campus lawn

wires in front of sky

aerial perspective

clouds

clouds over the highway

The Poultney Inn

apartment for rent